Lokasi saat ini:BetFoodie Lidah Indonesia > Resep
Ahli gizi sarankan konsumsi MBG maksimal dua jam setelah dibagikan
BetFoodie Lidah Indonesia2025-11-11 04:53:10【Resep】631 orang sudah membaca
PerkenalanTim ahli gizi SPPG Polda Kepulauan Babel melakukan pemorsian MBG di Pangkalpinang. ANTARA/Antara Bab

Jakarta (ANTARA) - Guru Besar Departemen Gizi Masyarakat Fakultas Ekologi Manusia (FEMA) Institut Pertanian Bogor (IPB) Budi Setiawan menyarankan penerima manfaat Makan Bergizi Gratis (MBG) segera mengkonsumsi makanan maksimal dua jam setelah dibagikan.
"Jadi, makanan itu idealnya dimakan ngak lebih dari dua jam setelah dimasak, kalau memang kudapannya digoreng, itu juga harus dibatasi agar ngak dimakan siswa lebih dari empat jam," katanya dalam siniar Badan Gizi Nasional (BGN) yang diikuti di Jakarta, Rabu.
Baca juga: Wamen Isyana apresiasi SPPG libatkan ahli gizi identifikasi alergen
Budi memahami bahwa Program MBG baru pertama kali berjalan di Indonesia, sehingga baik pihak Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) maupun katering masih melakukan penyesuaian-penyesuaian tertentu.
"Ini karena pertama kali di Indonesia, jadi dunia kuliner dan gizi itu kan baru pertama kali membuat makanan dengan kapasitas 3.000-4000 setiap hari, jadi, katering komersial juga mungkin belum pernah punya pengalaman itu," ujar dia.
Budi menekankan pentingnya pelatihan keamanan pangan bagi petugas SPPG agar mampu mengelola distribusi MBG dengan lebih baik.
Baca juga: Pakar BGN paparkan sejumlah peran ahli gizi dalam Program MBG
Baca juga: Gubernur Kepri ingatkan ahli gizi SPPG kontrol ketat pengolahan MBG
"Jadi perlu dilakukan pelatihan, khususnya keamanan pangan. Ada beberapa informasi di SPPG itu saat memasak butuh waktu yang lama, pemorsian di holding-nya juga terlewati waktunya, kemudian waktu pengantarannya juga, sehingga ada risiko bahwa makanan itu dikonsumsi terlalu lama, ini perlu jadi kritik bagi BGN," tuturnya.
Hingga November 2025, jumlah penerima manfaat MBG di Indonesia telah mencapai lebih dari 40 juta orang, dengan jumlah SPPG yang telah beroperasi lebih dari 13 ribu unit.
Suka(6)
Artikel Terkait
- Benarkah kecoak bisa cemari udara rumah?
- Timnas Indonesia seperti “singa yang tertidur”
- KemenPPPA ajak semua pihak perkuat sistem perlindungan anak
- Pemprov Jateng buka "hotline" aduan keracunan menu MBG
- BPS: Implementasi program MBG topang kinerja ekonomi triwulan III
- Dana TKD dipangkas, Pemkot Solo tetap optimalkan pelayanan publik
- Satgas ngak temukan paparan Cs
- BPKH targetkan dana kelolaan haji capai Rp188,9 triliun pada 2025
- BGN minta Dinkes ngak asal keluarkan SLHS untuk dapur MBG
- Timnas Indonesia seperti “singa yang tertidur”
Resep Populer
Rekomendasi

Pedagang pasar Legi Parakan gelar kirab seratus tumpeng

BI: Penjualan eceran pada September 2025 diprakirakan meningkat

Produk makanan sehat RI catat transaksi Rp145 miliar di Chili

Khofifah ajak peserta PKN II sukseskan program prioritas nasional

Petugas PPSU bersihkan sisa puing kebakaran rumah di Utan Kayu Selatan

Rockefeller Foundation apresiasi inovasi SPPG Polri

Dinkes Banjar: Hasil laboratorium keracunan MBG dari nasi kuning

Posko pengungsian korban kebakaran di Matraman diperpanjang